Bagi fresh graduate, menyusun CV yang profesional adalah langkah awal yang sangat penting untuk memulai karier. CV menjadi representasi diri yang pertama kali dilihat oleh perekrut, sehingga harus disusun dengan cermat dan relevan. Namun, banyak pelamar kerja yang tanpa sadar mencantumkan informasi yang sebenarnya tidak perlu, bahkan bisa membuat CV terlihat kurang profesional. Berikut beberapa hal yang sebaiknya dihindari saat membuat CV agar lebih fokus, rapi, dan menarik perhatian perekrut.
1. Informasi Pribadi yang Tidak Relevan
Meskipun detail pribadi seperti alamat lengkap, status pernikahan, atau agama dulunya sering dicantumkan di CV, sekarang hal ini dianggap tidak relevan. Perekrut biasanya lebih tertarik pada kualifikasi dan keterampilan Anda daripada informasi pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Cukup cantumkan informasi dasar seperti nama, nomor telepon, dan alamat email. Untuk lokasi tempat tinggal, sebutkan kota atau wilayah saja jika memang relevan, tanpa harus menyertakan alamat lengkap.
2. Memberi Rating atau Bintang pada Keterampilan
Salah satu tren yang sering muncul dalam CV modern adalah memberikan rating atau bintang pada keterampilan, misalnya “Microsoft Excel: 4/5” atau “Public Speaking: 3/5.” Meskipun terlihat menarik, sistem penilaian ini sering kali tidak jelas standarnya. Perekrut mungkin akan bertanya-tanya, bagaimana Anda menilai kemampuan tersebut? Apakah ada tes atau sertifikasi yang mendasarinya?
Alih-alih memberikan rating yang tidak objektif, lebih baik tunjukkan keterampilan Anda melalui pencapaian atau pengalaman nyata. Jika Anda mengklaim menguasai Microsoft Excel, jelaskan bagaimana Anda menggunakannya dalam proyek tertentu atau bagaimana keterampilan ini membantu Anda menyelesaikan masalah. Cara ini akan lebih meyakinkan perekrut tentang kompetensi Anda dibandingkan sekadar memberikan angka atau bintang tanpa penjelasan.
3. Pengalaman Kerja yang Tidak Terkait
Sebagai fresh graduate, mungkin pengalaman kerja Anda terbatas, tetapi itu bukan alasan untuk mencantumkan pengalaman yang tidak relevan. Misalnya, pengalaman menjadi pelayan kafe mungkin tidak terlalu penting jika Anda melamar sebagai digital marketer. Fokuslah pada pengalaman yang bisa menunjukkan keterampilan atau sikap kerja yang relevan, seperti manajemen waktu atau kepemimpinan. Jika tidak ada pengalaman yang spesifik terkait pekerjaan, bisa menonjolkan pengalaman magang, proyek kuliah, atau aktivitas organisasi yang mendukung posisi yang dilamar.
4. Gaya Penulisan dan Format yang Terlalu Kreatif
CV memang bisa mencerminkan kepribadian, tetapi menggunakan format yang terlalu kreatif, seperti font yang sulit dibaca atau tata letak yang rumit, bisa membuat CV terlihat kurang profesional, kecuali jika Anda melamar ke industri kreatif. Gunakan gaya penulisan yang jelas, terstruktur, dan mudah dipahami. Pastikan bahasa yang digunakan formal, tetapi tetap menarik. Hindari terlalu banyak jargon atau istilah yang hanya dimengerti oleh orang-orang di bidang yang sangat spesifik.
5. Keterampilan yang Sudah Umum atau Ketinggalan Zaman
Keterampilan seperti “Microsoft Word” atau “mengoperasikan email” sudah menjadi hal yang mendasar dan diasumsikan dimiliki oleh semua orang di era digital ini. Jika Anda masih mencantumkan keterampilan semacam ini, sebaiknya perbarui CV Anda. Fokuslah pada keterampilan yang benar-benar relevan dengan pekerjaan yang dilamar, terutama keterampilan yang menunjukkan bahwa Anda mengikuti perkembangan teknologi terbaru atau memiliki keahlian yang spesifik di bidang tertentu.
Membuat CV profesional sebagai fresh graduate adalah tentang menyusun informasi yang relevan dan menghindari hal-hal yang bisa mengaburkan fokus perekrut. Dengan menjaga CV tetap rapi, fokus, dan menonjolkan keterampilan serta pengalaman yang mendukung posisi yang Anda lamar, Anda dapat memberikan kesan yang lebih kuat dan positif kepada perekrut. Ingatlah, CV Anda adalah pintu masuk menuju kesempatan karir yang lebih besar. Pastikan isinya relevan, menarik, dan mewakili diri Anda dengan baik.